Kopi Luwijawa -- Order 083144831092

  • Hubungi Penjual
  • Tanggal publikasi: 01/05/2019
    • Tegal, Jatinegara, Jawa Tengah, Indonesia

KOPI Indonesia sangat beragam citarasanya. Proses pembuatan bubuk kopi pun bermacam cara. Ada yang dengan alat tradisional. Seperti kopi dari Desa Luwijawa Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal. Proses sangrai dengan alat tradisional menjadikan kopi Rabusta Luwijawa khas dengan rasa legit dan aroma wangi.
Desa Luwijawa menjadi salah satu desa di Kabupaten Tegal yang sedang mengembangkan kopi. Konon biji kopi yang menjadi cikal bakal tanaman kopi di Desa Luwijawa dibawa oleh orang Wastar (56) warga desa Luwijawa.
"Saya sempat di Lampung sekitar 21 tahun. Setelah saya pulang ke Jawa, saya bawa bibit kopi yang siap tanam. Setelah saya tanam, ternyata tanah di Desa Luwijawa cocok sekali untuk tanaman kopi,” kata Wastar kepada panturapost.com, Rabu (24/4).
Budidaya tanaman kopi tersebut pun akhirnya terus dilakukan hingga kini. “Kebun kopi saya, jumlahnya 1500 tanaman. Penanaman kopi ini, sejak tahun 2000. Sampe sekarang umur kopi udah 19 tahun,” tutur dia.
Hasil olahan biji kopi Rabusta dari Luwijawa memiliki karakter yang unik. setelah dipetik kopi dari kebub, keadaan biji kopi basah. Setelah proses basah baru proses kering. Dari basah sampe kering memerlukan waktu sekitar 1 minggu sampai jadi biji. Setelah itu dicuci dan dijemur lagi sampai kering. Baru bisa disangray.
Dalam proses biji kopi saat disangray, alat untuk sangrai/penggorengan menggunakan bahan dari tanah (wajan dari bahan tanah). “Kalau di Desa Luwijawa itu namanya rala wengkar, kalau susuknya memakai batok kelapa," terang Wastar.
"Itulah keunikan kopi Luwijawa. Kalau rasa, tidak kalah dengan kopi yang lain.
Rasanya pun sangat unik. Ada rasa manis dan kecut, asli dan murni, tidak dibuat dari gula."
Dia menuturkan, karakter kopi ini diperoleh secara alami, baik dari bibitnya maupun lahan tanaman yang ada di daerah pedesaan. “Kopi yang saya tanam dalam proses pemupukan tidak memakai pupuk kimia. Tapi dari dulu memakai pupuk kandang. Dari mulai tanam sampe sudah 19 tahun,” tuturnya.

“Karena ditanam di lahan perdesaan dan tanahnya cocok, sehingga muncul rasa kecut legit yang identik dengan kopi robusta," tambah dia.
Saat ini, lanjutnya, pemasaran Kopi Desa Luwijawa masih di wilayah Tegal dan para peminat kopi. Dan terus diperkenalkan kepada masyarakat luas. Harga yang ditawarkan pun bervariasi. Tergantung grade kopi dan proses pengolahan. Untuk ukuran 250 gr itu harga Rp.30.000.
“Kami akan terus memproduksi kopi Luwijawa dengan pengolahan menggunakan alat tradisional,” pungkas dia.
Anda mau beli silakan hubungin 083144831092. (*)

Alexa POTJI

Visitor POTJI

Flag Counter